Jumat, 27 Januari 2012

Sekilat Info #edisi Raung

________
bolak balik buka Catatan perjalanan of OANC bikin keinget sama racun-racun yg mereka tebar. racun pertama, ajakan ke Raung tgl 7 Februari nanti T.T...owhh God Racun super buat pendaki nubi yang takut ketinggian. bisa dibilang sok dan cari perkara ya. Disaat gunung-gunung laen pada tutup, Raung terbuka lebar untuk dikunjung *mewek*, tapi apa daya tangan tak sampai, demi kebaikan bersama Racun Super ini harus ditendang jauh-jauh.. demi masa depan yang cerah alangkah baiknya diSkip dulu. *nangissesenggukan*


Raung__
Gunung yang letaknya di timur jawa ini bukan setipe gede apalagi semeru *uhuuuk*, Gn. Raung merupakan bagian dari kelompok pegunungan ijen yang terdiri dari beberapa gunung, diantaranya :
1. Gn. Suket (2.950Mdpl)
2. Gn. Raung (3.332 Mdpl)
3. Gn. Pendil (2.338Mdpl)
4. Gn. Rante (2.664Mdpl)
5. Gn. Merapi (2.800Mdpl)
6. Gn. Remu (2.092Mdpl) 
7. Kawah ijen


Keunikan dari raung adalah kalderanya yang berbentuk elips dengan kedalaman 500 meter yg selalu berasap dan menyemburkan api pluss dilengkapi dengan kerucut setinggi 100 m. Untuk mendaki raung paling mudah katanya dari Bondowoso masuk keDesa Sumer Wringin melalui kebun Pinus dan Perkebunan kopi sampe Pondok Motor. Di pondok Motor bisa dijadikan tempat istirahat sebelum perjalanan kePuncak yang membutuhkan waktu 9 jam (kl gw bisa lebih dari ini waktunya ). Dari Pondok motor mulai masu perkebunan sekitar 1 jam kemudian mulai nanjak dengan kemiringan sekita 20 derajat. Diketinggian 1300-1400m pendaki akan menemukan jalan berkelok dan naik turun sampai Pondok Sumur. Setelah Pondok Sumur perjuangan akan semakin terasa karena treknya itu lhooo sampe Pondok Demit. 

Kemudian pendaki harus mendaki lagi selama sekitar 8 jam hingga dicapai batas hutan, yang dikenal dengan nama Pondok Mantri atau Parasan pada ketinggian sekitar 2900 - 3000 m. di tempat inilah pendakian beristirahat untuk berkemah. Perjalanan dilanjutkan melalui padang alang-alang (sekitar 1 jam perjalanan), selanjutnya menuju puncak Gunung Raung yang sedikit berpasir dan berbatu-batu. Dari tempat berkemah menuju puncak G. Raung, hanya diperlukan waktu sekitar 2 (dua) jam saja.

Puncak G. Raung ini berada pada ketinggian 3.332 m dari permukaan laut dan sering bertiup angin kencang. Dari pinggir kawah tidak terdapat jalur yang jelas untuk menuju dasar kawah sehingga pendaki yang bermaksud menuruni kawah agar mempersiapkan tali temali ataupun peralatan lainnya untuk sebagai langkah pengamanan. Dalam perjalanan ke Puncak G. Raung, tidak ada mata air. Sebaiknya untuk air dipersiapkan di Sumber Wringin atau di Sumber Lekan. Untuk mendaki G. Raung tidak diperlukan ijin khusus, hanya saja kita perlu melaporkan diri ke aparat desa di Sumber Wringin.

Keangkeran Gunung Raung sudah terlihat dari nama-nama pos pendakian yang ada, mulai dari Pondok Sumur, Pondok Demit, Pondok Mayit dan Pondok Angin. Semua itu mempunyai sejarah tersendiri hingga dinamakan demikian. Pondok Sumur misalnya, katanya terdapat sebuah sumur yang biasa digunakan seorang pertapa sakti asal Gresik. Sumur dan pertapa itu dipercaya masih ada, hanya saja tak kasat mata. Di Pondok Sumur ini, saat berkemah,juga terdengar suara derap kaki kuda yang seakan melintas di belakang tenda.

Selanjutnya Pondok Demit, disinilah tempat aktivitas jual-beli para lelembut atau dikenal dengan Parset (Pasar Setan). Sehingga, pada hari-hari tertentu akan terdengar keramaian pasar yang sering diiringi dengan alunan musik. Lokasi pasar setan terletak disebelah timur jalur, sebuah lembah dangkal yang hanya dipenuhi ilalang setinggi perut dan pohon perdu. Pondok Mayit adalah pos yang sejarahnya paling menyeramkan, karena dulu pernah ditemukan sesosok mayat yang menggantung di sebuah pohon. Mayat itu adalah seorang bangsawan Belanda yang dibunuh oleh para pejuang saat itu.

Tak jauh dari Pondok Mayit, adalah Pondok Angin yang juga merupakan pondok terakhir atau base camp pendaki. Tempat ini menyajikan pemandangan yang memukau karena letaknya yang berada di puncak bukit, sehingga kita dapat menyaksikan pemandangan alam pegunungan yang ada disekitarnya. Gemerlapnya kota Bondowoso dan Situbondo serta sambaran kilat jika kota itu mendung, menjadi fenomena alam yang sangat luar biasa. Namun, angin bertiup sangat kencang dan seperti maraung-raung di pendengaran. Karenanya gunung ini dinamakan Raung, suara anginnya yang meraung di telinga terkadang dapat menghempaskan kita didasar jurang yang terjal. 

berhubung gw belom nyampe sana jadi gak ada gambar yg bisa ditampilkan, tunggu gw udah kesna aje yee :)


2 komentar:

  1. wah keren yah kaka gn.raungnya
    apa lagi kalo bisa nemplok di "poentjak-sedjati"nya :matabelo:

    yuk kapan2 kesana, saya tunggu ajakanya :">

    BalasHapus
  2. ayooo dek jordaa kapan kita kesanahhh

    BalasHapus

Counter