Senin, 14 Maret 2011

Bunglon




Bunglon..
Merayap perlahan di ranting, dedaunan, akar.
Berdiam diri ditempat tertinggi
Melihat sekeliling menyimak alam raya.
Mengikuti seirama hembusan angin melambai.
Sesekali terjun bebas kebawah
Agar mampu mengikuti arus putaran dunia.
Gradasi warna warni permukan kulitnya lambang segala praha.
Adakah kita baiknya merendah dan meninggi pada tempat yang semestinya.
Berdiri disekumpulan orang bodoh menjadi bodoh.
Berdiskusi disekumpulan cendikiawan pemotret jaman menjadi pintar.
Keluarkan tiga ilmu kala lawan bicara mengeluarkan tiga.
Keluarkan sepuluh kala lawan kita mengeluarkan sepuluh.
Adaptasi lingkungan sekeliling, seraya menimbang.
Seraya menyimak.
Seraya meresap.
Menerkam dalam mengendap.
Perlahan pasti menjadi raja zaman gila.
Zaman yang dewasa ini berbicara bukan karena akademi.
Zaman yang penuh intrik.
Mencari celah karena mencari aman untuk sekedar hidup kedepan.
Merendah dan meninggi pada tempat yang semestinya.
Beradaptasi untuk menjadi raja di zaman gila. (http://taufanmirsyad.blogspot.com/2010/06/filosofi-bunglon.html)

2 komentar:

Counter